DETAILED NOTES ON HAK ASUH ANAK JAUH KEPADA SIAPA

Detailed Notes on hak asuh anak jauh kepada siapa

Detailed Notes on hak asuh anak jauh kepada siapa

Blog Article



Terlebih jika istri yang menggugat cerai, hak asuh anak jatuh ke siapa? Apakah sang ayah masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan hak asuh anak? Simak pengaturan hukum hak asuh anak sesuai dengan Undang-Undang.

Angka perceraian di indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Setelah kabar perceraian terjadi, yang selanjutnya muncul ke permukaan adalah pemberitaan mengenai hak asuh anak.

Membuktikan bila hak asuh anak jatuh ke pihak ibu akan berdampak negatif terhadap tumbuh kembang anak;

Keputusan hak asuh di bawah twelve tahun memang menyatakan bahwa perwalian anak akan jatuh ke ibu, namun ada pengecualian.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (UU Perkawinan) tidak mengatur secara tegas siapa yang berhak memperoleh hak asuh anak, melainkan hanya menegaskan bahwa orang tua tetap memiliki kewajiban mendidik dan memelihara anak pasca bercerai.

Beranjak dari hal tersebut, diperlukan adanya pemahaman terkait aturan hak asuh anak setelah perceraian, terutama bagi kedua orang tua yang sama-sama memiliki kemungkinan mendapatkan hak asuh anak.

Seperti yang disebutkan sebelum ini, hak jagaan anak selepas berlakunya perceraian akan diberikan kepada si ibu, namun dalam beberapa keadaan tertentu, hak jagaan itu boleh hilang dan diantaranya:

Kemudian Musthafa al-Khin dari kalangan ulama Syafi‘iyah mendefinisikan bahwa hadhanah sebagai bentuk merawat orang yang belum mampu mandiri mengurus dirinya, termasuk mendidik dan memenuhi berbagai kebutuhannya.

Salah seorang atau kedua orang tua dapat dicabut kekuasaannya terhadap seorang anak atau lebih untuk waktu yang tertentu atas permintaan orang tua yang lain, keluarga anak dalam garis lurus ke atas dan saudara kandung yang telah dewasa atau pejabat yang berwenang, dengan keputusan Pengadilan dalam hal-hal:

Meski begitu, memilih pengacara sebagai pendamping terkait hak asuh anak bukan menjadi perkara mudah. Orang tua harus pandai-pandai mencari pengacara yang tepat dan berpengalaman.

Akan tetapi, tak banyak kasus yang hak asuh anak pada akhirnya justru kedua orang tua lebih memilih menelantarkan anaknya sebab tak mengetahui dasar maupun kewajiban seperti apa yang harus dipenuhi untuk sang anak.

Hakim tentu mempertimbangkan pihak mana yang memiliki kondisi psikologi yang lebih stabil dengan berdasarkan bukti-bukti yang kuat dan objektif di pengadilan.

Perceraian orang tua menjadi momok bagi anak-anaknya yang semestinya mendapat kasih sayang penuh dari keduanya. Perceraian orang tua pun berdampak terhadap psikologis anak sekaligus dampak hukum terhadap hak asuh anak.

Alangkah baiknya untuk membicarakan semuanya secara kekeluargaan sebelum memutuskan untuk menggunakan jalur hukum. Pun apabila tidak ada jalan keluar lain selain bercerai, usahakan untuk memilih pengacara hak asuh anak yang kompeten, kredibel, dan tentu saja profesional.

Report this page